BANJARMASIN,- Pendiri Ambin Demokrasi Kalsel Winardi Sethiono, meminta para kaum Millenial untuk mempertajam atau memperkuat wawasannya terhadap makna politik, Jangan sampai ada tindakan ataupun sikap acuh tak acuh atas politik di wilayahnya.
“ Kepedulian dari Kaum Millenial itu terhadap politik sangat penting. Dan politik itu sebenarnya tidak jahat, karena kehidupan kita sehari-hari juga penuh dengan politik. Jangan kita asumsikan bahwa politik itu tidak baik, ” ungkap Winardi, Jum’at (5/5/2023).
Politik akan menjadi tidak baik apabila digunakan oleh orang-orang bertujuan tidak baik. Pada tahun politik sebelumnya dirinya menyadari bahwa kaum Millenial pada tahun sebelumnya tidak mencoblos, acuh terhadap hal ini. Akibatnya, saat ini sangat kurang sosok pemimpin.
“ Andai kata ada juga Legislatif yang terpilih, itu hampir tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pusat maupun daerah. Karena orientasinya bukan orientasi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, akan tetapi ada orientasi-orientasi lain, ” Winardi menambahkan.
Kedepannya Winardi menegaskan dalam Pemilu 2024 jangan sampai berfikir bahwa bila ada uangnya coblos, bila tidak uangnya tidak dicoblos. Jangan sampai berfikir demikian.
“ Kewajiban kita adalah memberikan suara kita terhadap orang-orang yang kita pilih, dengan melihat visi dan misinya, Kalau visi dan misinya sudah melenceng, kita berhak untuk menuntut. Tapi kalau sudah kita dibayar, apa yang bisa kita tuntut. Ini yang saya coba ingatkan, ” tegas Winardi.
Sedangkan Koordinator Ambin Demokrasi Kalsel Noorhalis Majid mengatakan, Kaum Millenial harus peduli dengan Pemilu, karena banyak yang tidak peduli dan menganggap Pemilu bukan urusan anak-anak millenial, tapi urusan orangtua. Namun setelah mereka peduli, baru mereka harus akses kepada semua calon dan sekarang lebih mudah untuk mengetahui profil caleg. Setelah itu baru menentukan pilihan caleg-caleg yang menurut mereka pantas untuk menduduki posisi-posisi tersebut.
“ Sekarang ini jaman keterbukaan, lebih mudah, ketik nama caleg tersebut (di internet), maka jejak rekamnya aka terlihat, untuk jejak rekamnya yang tidak jelas, apalagi yang jejak rekamnya buruk, jangan dipilih, dengan diawali kesadaran bahwa anak muda harus berpartisipasi,” tegas Noorhalis.
Katanya, jika anak muda tidak berpartisipasi dalam Pemilu, banyak sekali akan menemui pemilih yang kehilangan suara, karena anak muda jumlahnya sekarang jauh lebih banyak daripada generasi tua.(bs)