BANJARBARU – Dari total ratusan pondok pesantren (ponpes) di Kalimantan Selatan, baru setengah yang mampu mandiri.
Berdasarkan data Kanwil Kementerian Agama (Kemenag), terdapat 314 ponpes yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Kalsel.
“Dari sekitar 314 ponpes di Kalsel, 50 persen di antaranya belum mampu mandiri,” papar Kepala Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin, seusai Gathering Pesantren Kalsel yang digelar DPW Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) di Aula Ponpes Darul Ilmi Banjarbaru, Sabtu (9/3).
“Berangkat dari kenyataan itu, kami mendorong ponpes di bawah naungan DPW IPI Kalsel terus diberikan dukungan dan bimbingan agar mampu mandiri,” imbuhnya
Salah satunya memanfaatkan program One Pesantren One Product (OPOP), “Alhamdulillah atas dukungan Gubernur Kalsel, sudah beberapa pesantren yang melaksanakan kegiatan OPOP,” jelas Tambrin.
Sementara Sekretaris DPW IPI Kalsel, Edy Setyo Utomo, membenarkan perihal keterbatasan jumlah ponpes mandiri. Hal ini dibuktikan dengan permintaan sumbangan yang diedarkan ke masyarakat.
Pun pembinaan menuju ponpes mandiri bukan perkara mudah. Meski memiliki usaha sendiri, belum semua ponpes belum memiliki badan hukum.
“Melalui program OPOP, kami juga membantu pembuatan badan hukum. Kalau sudah berbadan hukum, kerja sama dengan perbankan atau jenis perusahaan lain pun semakin mudah,” beber Edy.
Salah satu upaya memandirikan ponpes adalah Gathering Pesantren Kalsel yang digelar DPW IPI. Selain sosialisasi kemandirian pesantren, juga dilakukan penekenan MoU antara IPW dengan Bank Syariah Indonesia dan LBH Perisai Kebenaran.
“Semoga melalui sosialisasi yang intensif, semakin banyak ponpes di Kalsel yang mandiri. Khusus ponpes yang sudah memiliki koperasi, juga cepat dibantu memiliki badan hukum,” tutup Edy.