MARTAPURA – Saran dan masukan dari ahli geologi Supartoyo dari Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, terkait Pemerintah Kabupaten Banjar harus melakukan peningkatan kapasitas mitigasi bencana kepada masyarakatnya atas peristiwa gempa bumi, mendapat tanggapan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar Warsita, usai mengikuti apel gabungan lingkup Pemkab Banjar, Senin (4/3/2024) pagi.
Warsita mengatakan, pasca gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Banjar 13 Februari lalu, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan Badan Geologi yang datang ke Kabupaten Banjar untuk melakukan observasi di 3 kecamatan.
Ia juga membenarkan menerima informasi dari Badan Geologi bahwa peristiwa gempa bumi tersebut akan terulang lagi. Oleh karena itu pihaknya sudah melakukan langkah-langkah awal agar nantinya jika gempa terjadi tidak banyak menimbulkan kerusakan bahkan korban jiwa.
Langkah yang diambil pihaknya, saat ini sudah melakukan penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) termasuk mitigasi yang dilakukan ke depan.
“Kami ada bidang kesiapsiagaan dan pencegahan, sosialisasi kita masukkan sebagai bahan mitigasi bencana gempa bumi,” ujarnya.
Sosialisasi mitigasi bencana lanjut Warsita akan dilakukan secara bertahap mulai tahun ini di semua kecamatan serta akan membentuk masyarakat peduli bencana yang akan diberikan pelatihan peningkatan kapasitas kebencanaan termasuk segala peralatannya.
Diketahui, gempa bumi terjadi di wilayah Kalimantan Selatan pada 13 Februari 2024 dengan Magnitudo 4,7 terjadi di beberapa desa di Kabupaten Banjar dan Tapin. 5 kecamatan tersebut masing-masing di Kecamatan Sambung Makmur, Simpang Empat dan Telaga Bauntung. Sementara 2 kecamatan lainnya di Kabupaten Tapin terjadi di Kecamatan Binuang dan Hatungun.