BANJARBARU,- Episode ke 13 program tayangan Mahabbah RMA di Televisi dan Youtube Banjar tv, kembali menghadirkan Pimpinan/ Pengasuh Pondok RMA Banjarbaru, KH.Muhari ( Guru Muha ) Rabu (24/05/2023).
Dituturkan Guru Muha bahwa anugerah indah yang terbesar di dalam hidup kita bukanlah apa – apa, bukan harta, bukan jabatan, harta terbesar kita adalah ketika mampu memiliki hati yang luas, hati yang luas,hati yang lapang, hati yang selamat yang Allah SWT gambarkan hati yang lapang inilah yang senantiasa membawa kebahagiaan di dunia dan akherat.
“Pada pertemuan sebelumnya kita telah berbicara syarat hati luas itu iman kita ini harus menancap kuat bagaikan pondasi sebuah gedung karena tidak akan kuat sebuah gedung jika akarnya, pondasinya tidak kuat, maka begitulah hidup manusia kalau imannya rapuh, goyang,tanggung maka tak akan bisa dia memiliki hati yang luas” ucap Guru Muha .
Ditambahkan Guru Muha siapa yang memiliki hati luas, iman yang kuat, selalu menggantungkan kepada Allah,lidahnya selalu dzikir kepada Allah, akhir hayatnya ia sempat mengucap “La Ilaa Ha Illahllah” maka ia digaransi Allah SWT dengan Syurga”ucap Guru Muha.
“Syarat lain hati yang luas adalah menghilangkan keberhalaan di dalam hatinya, menghilangkan segala ketergantungan kepada selain Allah SWT, menghilangkan menduakan Allah SWT, kemudian selanjutnya orang yang hatinya luas/lapang harus berilmu menghadapi semua kehidupan, menghadapi masalah kehidupan” ujar Guru Muha.
“Padati hati kita dan isi dengan vitamin ilmu, maka jangan lepas hati ini diberi asupan vitamin ilmu karena orang yang tak berilmu maka ia tidak akan menyelesaikan masalahnya, dia selalu senantiasa frustasi ketika menghadapi masalah maka dekatlah dengan para Habaib dan ulama, senang mendengarkan pengajian di RMA dan dimanapun, karena kalau dia mengaji dia dekat dengan pewaris nabi, dia dekat dengan taman Syurganya Allah SWT dan orang yang berada di taman Syurganya Allah SWT maka dilimpahkan rahmah, Allah turunkan ketenangan dalam hatinya maka tidak salah Allah SWT, orang yang hatinya tenang, suka di majelis pengajian, dibawa dalam kehidupan sehari – hari, hidupnya selalu senantiasa tenang maka orang ini nanti dipanggil Allah SWT masuk ke SyurgaNYA Allah SWT”jelas Guru Muha.
Ditekankan Guru Muha hati ini perlu gizi yang dinamakan ilmu, orang yang beramal tanpa ilmu maka akan tertolak jadi ilmu ini sangatlah penting dan strategis dalam kita menapaki kehidupan ini dan dalam pengabdian kita dalam menuju kepada Allah SWT.
“Selanjutnya ketika kita sudah punya ilmu maka imbangi dengan amal dengan jangan pernah menanamkan kebencian terhadap hamba Allah SWT, meskipun ia dibenci, dibuly, difitnah, dighibah, lalu apa yang kita lakukan, jika ia berhati luas maka jangan membenci hamba ( orang ) yang telah melakukan itu semua kepada kita, anggap musuh kita sebagai hamba yang senantiasa kita doakan, orang yang hatinya luas memandang hamba yang membenci kita sebagai hamba Allah SWT yang patut juga kita doakan, orang yang selalu mendoakan yang baik – baik maka akan kembali pada kita dan jika kita mendoakan orang itu yang jelek – jelek maka juga akan kembali pada kita, jadi kita tak usah ambil pusing karena rumus Allah SWT sudah jelas orang yang berbuat baik maka ia akan menuai kebaikan dan orang yang berbuat jahat maka ia akan menuai kejahatannya.
Guru Muha juga berpesan selanjutnya jangan juga kita iri hati, jangan buruk sangka kepada sesama, jangan lidah kita untuk mengunjing/mengatakan hal buruk orang lain, kemudian ketika kita diposisi di fitnah dikatakan hal buruk maka kita harus menahan diri dan kalau kita bisa menahan diri tak emosi maka berbahagialah karena orang itu telah memberikan pahalanya kepada kita dan dosa – dosa kita diambil orang tersebut, maka kita sebagai orang berhati lapang jangan pernah tergoda untuk berburuk sangka kepada orang lain, jangan dengki kepada orang lain kemudian jangan menghibah dan merasa tinggi hati merendahkan orang lain, semuanya adalah bagian dari nikmat Allah SWT. (ppn)