Disampaikan pada Program “ Hari Yang Indah “ TVRI Kalsel
Oleh : Dr Muhari
Anak Perhiasan Dunia
Anak adalah titipan Allah, ia adalah rahmat Allah yang diberikan untuk kita. Kedudukan anak kalau tidak disyukuri akan menjadi mudharat bagi kita. Sementara kalau dijaga dan dididik maka akan membawa kita menjadi manusia yang bahagia. Lalu apa yang harus kita ketahui ?
Pertama, anak sebagai penenang hati, penyejuk jiwa, dan pemimpin orang-orang yang bertakwa.
رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan : 74).
Qurrata a’yun adalah anak-anak yang saleh, taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, bermanfaat bagi sesama.
Kedua, anak sebagai perhiasan dunia.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi : 46).
Dalam surah Ali Imran ayat 14 : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Dalam ayat lain, Allah mengingatkan agar kekayaan dan keturunan tidak sampai melalaikan para hamba-Nya. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi, (QS. Al-Munafiqun : 9).
Ketiga, anak sebagai fitnah atau ujian, sebagaimana yang diungkap dalam ayat: إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun : 15).
Untuk itu janganlah kita sia-siakan jiwa dan raga anak, jangan bunuh mereka karena takut miskin. Itulah yang diamanatkan dalam Al-Qur’an. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar, (QS. Al-Isra’: 31).
Keempat, anak menjadi musuh.
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun 14).
Musuh itu ialah menjadi pihak yang menghalang-halangi jalan Allah, merintangi jalan ketaatan kepada-Nya.
Harta oh Harta
Kecintaan kepada harta benda yang banyak, baik berupa emas, berupa perak, mendorong orang untuk berlomba-lomba yang Allah peringatkan dalam Al-Quran, surat At-Takatsur.
Kamu telah lalai, akibat kamu berlomba-lomba memperbanyak materi dunia. Sampai kamu dekat ke liang kubur, baru rupanya sadar. Bahwa perlombaan ini tidak akan pernah sampai ke garis finis.
Berlomba memperbanyak harta, kita tidak akan pernah sampai ke garis finis. Misalnya, ada seseorang yang tidak pernah sembahyang (beribadah) karena katanya belum punya rumah.
“Bagaimana mau sembahyang pak, tinggal di Jakarta masih kontrak. Kalo punya rumah sendiri, walaupun kecil-kecilan saya mau ibadah pak”.
Kemudian orang tersebut diberikan rezeki oleh Allah, bisa bikin rumah walaupun kecil-kecilan. Ternyata belum juga mau sembahyang.
“Iya pak, rumah emang udah punya sendiri. Cuma kecil pak, atasnya atap, kalau ujan aja bocor. Kalo bisa bikin rumah yang permanen pak, tenang saya ibadah. Sembahyang saya rajin”.
Lantas orang tersebut diberikan rezeki, bisa bikin rumah permanen. Bagus rumahnya, tapi lain lagi.
“Iya, rumah sudah permanen. Tembok, ubin. Cuma isinya belum ada pak, perabotannya. Kalo punya peralatan rumah tangga yang memadai, tenang saya ibadah.”
Diberikan juga rezeki bisa beli perabotan rumah tangga yang lumayan. Di atas rumah, tehel (lantai) nya sudah pake karpet. Ada kulkas, ada tv.
“Perabotan sudah ada pak, cuma kendaraan belum punya ini. Kalo punya kendaraan enak pak, kemana-mana cepet. Mau ke masjid juga getap dah, rajin”.
Diberikan rezeki bisa beli kendaraan, lain lagi nanti. Sudah punya sepeda pengen punya motor, punya motor pengen punya mobil. Punya mobil kepengen pesawat terbang.
Sudah punya kebun pengen beli sawah, laut, gunung diborong. Perlombaan materi tidak akan pernah membawa kita ke garis finis. Karena sifatnya sangat abstrak.
Harta adalah titipan Allah, maka jadikan harta sebagai jalan menuju Allah. Bagaimana caranya :
- Bersyukur atas nikmat Allah
- Jadikan harta untuk ibadah kepada Allah
- Banyak bersedekah di jalan Allah
- Selalu ibadah kepada Allah