Home / Berita

Selasa, 13 Juni 2023 - 11:55 WIB

Sistem Proporsional Tertutup Akan Menurunkan Tingkat Partisipasi Pemilu

JAKARTA – Jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan sistem pemilihan umum proporsional terbuka dan mengubahnya menjadi sistem proporsional tertutup, maka diperkirakan partisipasi publik dalam mengikuti pemilihan umum akan berkurang drastis.

Demikian hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “ Sikap Publik Terhadap Gugatan Sistem Pemilu ” yang digelar pada 30-31 Mei 2023 melalui telepon. Hasil survei ini dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, di kanal YouTube SMRC TV dan laman resmi saifulmujani.com pada Senin, 12 Juni 2023.

Deni menunjukkan jika pemilu 2024 nanti dilakukan dengan sistem pemilihan tertutup, hanya 58 persen warga yang menyatakan akan ikut memilih. Sementara yang menyatakan tidak akan ikut memilih sebesar 36 persen dan masih ada 6 persen yang tidak menjawab.

Baca Juga :  Bupati Banjar Launching Buku Aktivitas Mewarnai Cinta Kabupaten Banjar

Deni menjelaskan bahwa 58 persen warga yang akan ikut memilih dalam sistem pemilihan tertutup ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat partisipasi dalam pemilu 2019 dengan sistem proporsional terbuka yang mencapai 82 persen.

“ Sistem proporsional tertutup berpotensi besar menurunkan tingkat partisipasi publik dalam pemilihan umum,” simpulnya.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Survei terakhir dilakukan pada 30-31 Mei 2023 dengan sampel sebanyak 909 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei diperkirakan ±3.3% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling serta metode wawancara dengan responden lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Baca Juga :  Bupati Banjar Serahkan Bantuan Beasiswa Pendidikan Timur Tengah

Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

Pemilih Kritis umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%.(ist/bs)

Share :

Baca Juga

Berita

Buka Banjar Expo, Bupati Harapkan Jadi Peluang Investor Berinvestasi di Kabupaten Banjar

Berita

Para Pembakal Kabupaten Banjar Diberikan Pemahaman Tata Kelola Keuangan Desa

Berita

Jalani Verifikasi Faktual, 659 Peserta Dipastikan Ikuti MTQN XLVII Tingkat Kabupaten Banjar

Berita

BPBD Banjar Mobilisasi Warga Terdampak Banjir dan Dirikan Tenda Dapur Umum.

Berita

BPD se Kabupaten Banjar Ikuti Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan

Berita

Fogging Bukan Cara Terbaik Menanggulangi DBD

Berita

Laga Persahabatan Sepakbola, Momen Bupati Silaturahmi Dengan Warga Awang Bangkal

Berita

BPS Kabupaten Banjar Canangkan Zona Integritas Menuju WBK WBBM